31 Mei 2010

Sang maha Cinta

Semilir angin membelai kalbuku dalam..
kemesraan 2/3 malam
saat pendakian spiritual cinta...,
Lantunan ayat demi ayat dalam surat cinta malam pada al-lail
bergulir dalam kalbu yang merindu..
rasanya tak mampu kuterjemahkan

Adakah ia datang membawa senyum sapa
dalam malam penuh berkah,
dalam duduk kutermangu...
walau bibir membisu.., namun kalbu bertanya slalu...

Adakah malam seribu bulan
datang menghibur kegamangan...
di kegelapan malam
memaknai kenikmatan memadu kasih
bersama Sang Maha Kasih...,

Bisikan ayat-ayat cinta Illahiah..
membuat jemariku menari tertengadah
melantunkan doa dalam desah...,
seraya tetap kuberharap... dalam sunyi senyap
agar tarian dan tembang Illahi ini..
dapat menghibur rindu di hati..
yang lama kusimpan di kedalaman samudra cinta
yang berbalut kerinduan tuk meraih piala taqwa
yang ‘tlah lama kuarungi dalam helaan nafas...,
sambil membentangkan sajadah panjang
yang kurajut genangan air mata haru dan bunga-bunga doa
dalam ekstasi tahajut cinta...

Yaa Ilahi..., ijinkan hamba membasuh jiwa
agar dapat terlepas dari segala noda dan dosa-dosa...,

Yaa Robbii..., dalam 2/3 malam ini...
Ijinkan daku melakukan munajat cinta kepada-MU
bersama iringan biola dalam kelembutan gesekan angin malam cinta-MU
dan biarkan pula tarian dzikrullah menyambut Lailatul Qadar...
dengan iringan gitar yang mampu mengetarkan irama kalbu..,
subhanallah...walhamdulillah.. huwalaa ilaa ha ilallahu Allahu Akbar...

Oh...Yang Maha Cinta.. yang menciptakan rasa cinta...
hati ini bergetar... memenuhi pangilan cinta dari-MU
Lubang di hati ini merindukan partikel demi partikel cinta yang mengisinya
Serat-serat padat yang menguatkan jantung
Yang dapat memacu.. agar rasa cinta ini semakin bergelora tuk snantiasa rindu kepada-MU..

Oh.. Yang Maha Kasih..
bila tanpa kasih-Mu..kami hanyalah seonggok buih
bila tidak ada hidayah-MU..kami hanyalah sebutir debu yang tak berarti...
Kami dahaga selalu akan rahmat-MU..
Jangan biarkan kami salah dalam berterimakasih..
Jangan sampai kami keliru dalam mencintai..
Jangan lepaskan ikatan cincin pesona cinta-MU di hati kami...

Hanya dalam ridho-MU.. ikatan mesra itu ‘slalu menemani..,
berjalan dan terbang menembus dimensi yang tak terbatas
merajut untaian kasih ditaman kerinduan manusia malam
yang berhimpun cinta arasy..,
menyajikan tarian kasih dalam iringan tembang doa
di atas sajadah cinta yang terbentang panjang di antara kaki langit
menguatkan tiang-tiang iman dalam lapar dan dahaganya jiwa merajut bangunan ketaatan...
demi sebuah piala taqwa dalam pagelaran Lailatul Qadar

my imajination

Ketika aku masih kecil, ketika aku baru tersadar kalau aku baru saja terlahir sebagai manusia di dunia ini, otakku pun dipenuhi dengan pertanyaan.

ini adalah sungguh sebuah keajaiban, aku bisa bergerak, aku bisa berfikir dan lain sebagainya sedangkan benda mati seperti batu tidak sepertiku, begitu juga binatang dan tumbuhan yang tidak sesempurna manusia.

hidup begitu indah, hidup adalah sebuah anugerah yang tak ternilai harganya. aku mempunyai perasaan, aku bisa berfikir, aku hiduuuup…..

namun hidup ini hanyalah sementara, semua orang akan mati, sayang sekali rasanya bila aku yang bisa berfikir dan hidup ini suatu saat akan lenyap dimakan usia dan waktu. entah bagaimana rasanya ketika ajal menjemput.

hidup ini terasa sangat indah dan ajaib terlebih jika kita ingat kalau hidup ini hanyalah sementara. seandainya hidup itu abadi mungkin hidup tak akan terasa indah dan spesial sama seperti udara yang mudah kita dapatkan, kalau begitu hidup akan terasa biasa saja.

itulah hidup, dalam hidup ini ada rasa senang dan sedih, suka dan duka. namun suka tak mungkin ada tanpa duka, duka tak mungkin ada tanpa suka. jika dalam hidup ini tak ada suka duka maka semua akan menjadi netral yang tak jauh beda dengan kehampaan, ketiadaan atau kematian.

suka dan duka bagaikan gelap dan terang. semakin gelap dunia maka cahaya akan tampak semakin terang, semakin terang cahaya makan kegelapan tampak semakin pekat.

hidup ini betul2 penuh dengan dikotomi hitam-putih, gelap-terang, benar-salah, pria-wanita, positif-negatif dan seterusnya. karena semua dilotomi itulah yang menyebabkan adanya kehidupan. tanpa adanya dikotomi tersebut dunia adalah sesuatu yang hampa.

begitu juga perubahan, dunia ini tak akan ada tanpa adanya perubahan, bayangkan saja kalau semua dari dulu tak berubah, maka kehidupan itu tak akan mungkin ada.

hidup adalah terlahir dari dikotomi hitam-putih dan perubahan. itulah nenek moyang kita. makan segala sesuatu di dunia ini tak luput dari perubahan, begitu juga hidup ini, cepat atau lambat pasti kita akan berubah menjadi mati.

jangankan manusia, planet, tata surya dan bahkan galaksipun mempunyai umur. jangankan manusia yang sangat kecil dan berada dalam wadah galaksi, adalah hal yang sangat bodoh kalau ada manusia yang ingin hidup abadi. itu semua sangat jauh dari kemungkinan.

maka dari itu tak ada alasan untuk takut mati. mungkin dalam taraf tertentu masih diperlukan seperti orang takut mati sehingga dia tidak terjun dari gedung.

bagaimanakah alam semesta sebenarnya? sebenarnya kita tinggal di alam apa dan dimana ini?

yang jelas dan pasti alam semesta ini memang ada, tak ada yang pernah menciptakan dan tak ada yang bisa memusnahkan atau melenyapkan. alam semesta abadi tak akan pernah lenyap namun alam semesta terus berubah. sesuatu yang tak pernah diciptakan dan tak pernah hancur adalah bisa diterima oleh akal sehat manusia. contohnya adalah sebuah atom, anggaplah atom itu adalah benda terkecil walaupun sangat tak masuk logika kalau benda terkecil itu ada di dunia ini.

bayangkan saja, alam semesta tak mempunyai batas. tinggi setinggi tingginya, lebar selebar lebarnya, luas seluas luasnya. kita menginjak sebuah planet, planet mengelilingi matahari, matahari mengelilingi galaksi bima sakti, bima sakti, andromeda, orion dan lain2 mengelilingi apa lagi? sepertinya begitu seterusnya dan tak ada batas. jadi keatas tak ada batas, lalu bagaimanakah dengan kebawah?

kebawah ada atom, dibawahnya ada elektron dan lain sebagainya. bayangkan saja seandainya jauh diatas galaksi bima sakti ada lagi banyak buletan dan ada manusia yang sangat besar, seperti apakah dia melihat kita? dia tidak akan bisa memikirkan keberadaan kita karena dia melihat partikel terkecil sebagai matahari kita. sama seperti kita melihat atom. bayangkan saja berapa perbandingan ukuran tubuh manusia dengan matahari. manusia raksasa tersebut tak pernah dan tak bisa memikirkan kalau ada manusia sekecil kita.

begitu juga kita, seberapa kecilkah benda terkecil itu? jawabannya adalah sekecil dan sehalus pikiran manusia. kenapa? karena benda terkecil itu hanyalah ada di piliran manusia. sesungguhnya dilihat dari segi logika tak ada batas. di dalam alam semesta ini sama sekali tak ada ruangan kosong, dalam udara ternyata ada oksigen, di luar angkasa ternyata dipenuhi kosmik dan eter.

makan jika benda atau partikel terkecil itu ada maka alam semesta akan kaku dan tak dapat bergerak dan tak dapat berubah atau menjadi mati. memang terdengar konyol, namun masuk di logika. dunia ini adalah sebuah ilusi, dunia sangat halus hanya saja benda2 tertentu terlihat padat.

kembali ke persoalan kekekalan alam. alam tak pernah ada yang menciptakan dan tak akan ada yang pernah bisa melenyapkannya. jika ada paling2 hanya sebatas dirubah menjadi bentuk lain. seandainya saja alam semesta ini ada yang menciptakan dengan suatu kekuatan, makan pencipta tersebut pasti hidup di sebuah alam dan alam tersebut siapa yang menciptakan?

sama seperti kekekalan energi, energi tak bisa diciptakan dan tak dapat dimusnahkan namun energi bisa dikonversi. sesuatu yang dikonversi sering kita lihat sebagai sesuatu yang musnah.

apakah begitu juga halnya dengan hidup? apakah kesadaran ini adalah sebuah zat yang berbeda dimensi dengan benda fisik?jika iya, atau dengan kata lain kalau roh memang ada berarti roh itu bersifat abadi dan reinkarnasi dapat diterima secara logika. stock kehidupan adalah itu2 saja. sama seperti atom dia hanya berubah wujud dan komposisi.

dunia ini tak bisa dipikirkan, tak masuk logika. sama sepertu menelan air laut. katanya semakin diminum maka kita akan semakin haus. begitu juga alam semesta, semakin dipikirkan dan diperjelas maka dia akan semakin kabur. jadi hiduplah tetap di duniamu yang penuh dengan batas. alam semesta tak usah dipikirkan, alam semesta menyesatkan dan hanyalah sebuah ilusi. yang nyata adalah kematianmu

me n my ......

wedding my sister

04 Mei 2010

Rasa sayang dan cinta

Mengapa dia menciptakan rasa sayang dan rindu

Didalam hati ini..

Mengisi kekosongan di dalamnya

Menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih

Menimbulkan segudang tanya

Menghimpun berjuta asa

Memberikan semangat..

juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira

Mengapa dia menciptakan kegelisahan dalam relung jiwa

Menghimpit bayangan

Menyesakkan dada..

Tak berdaya melawan gejolak yang menerpa…

 

Aku mencoba mengepakkan sayapku, mengarungi langit biru, menggapai lebih tinggi lagi. Buluku yang keemasan memantulkan sinar matahari siang. Sungguh, aku menyadari keindahan anugrah Tuhan dengan bulu yang ke emasan, diselingi sirip-sirip biru kekuking-kuningan menambah daya pikat elang lain terhadapku. Semakin saya terbang tinggi semakin kuat hempasan angin, aku sadar aku takkan bertahan lebih lama. Kelompokku telah jauh meninggalkanku, tak peduli dengan apa yang aku pikir dan rasakan ini.

Terbang dengan sayap yang patah ini saranya berat sekali. Namun aku mencoba bertahan untuk tidak jatuh dan menjadi santapan hewan lain. Terbayang  kembali, seperti saat ini, sewaku saya terbang sendeirian setelah luka dibagian pangkal sayap ini mulai membaik, tiba-tiba aku meraskan hempasan angin yang cukup kuat menerpa dari sampingku. Aku sedikit menoleh, seekor elang dengan sayap yang kelihatan kuat melempar pandangan kepadaku. Tersenyum dan dengan seksama memperhatikanku

Bagiku, hidup ditengah saudara-saudarku mengarungi langit biru adalah hal yang biasa, tapi terbang tinggi setelah beberapa kali jatuh sepertinya menjadi hal terberat dalam hidup ini. “Mari berhenti sebentar,…aku akan menemanimu, saya melihat sayapmu terluka, beristirahatlah sebentar,  bulu-bulumu yang indah nanti akan rusak kalau kau paksakan terbang,  perlu perhatian,” katanya seraya mencoba mencoba mendekatiku.

Terkadang dia diam menukik, lalu naiklagi, seolah tak ada beban dalam hidupnya, sebentar-sebentar menoleh kepadaku, mengikutiki hingga bebeapa ratuh meter, terlihat kecemasan diwajahnya.

Walau pada awalnya aku nggak mau menerima ajakanya, mengingat saya belum pernah melihatnya, akhirnya hatikupun luruh juga. Elang emas berjambul hijau kekmilau keemasan yang terbang dekat disampingku. Aku memandang tajam kematanya. Kutemukan ketulusan dari sana. Memberinya isyarat, dan mengikutinya turun kebawah mencari pohon yang rindah untuk beristrahat dari sengatan panas mentari.

Jauh dari perkiraanku, ternyada dia elang yang cukup baik, perhatian, suka bercanda dan menjagaku dari keusilan elang-elang lain. Akhirnya, tanpa kusadari, kami melaluli hari-hari bersama mengarungi langit biru. Elang muda, keemasan yang setia menemaniku kemanapun sayap ini membawa. Sejenak aku bisa melupakan sayapku yang patah. dan bahkan sudah sembuh, mungkin  juga sudah makin kuat dan kokoh. Terbang bersamanya sungguh mengasikkan, kadang dia mengajakku bercanda mengitari awan putih. Mencoba membawaku kelangit yang lebih tinggi yang walau dalam hati sungguh mengerikan.

Mencoba memberikan pemahaman kalau hidup di dunia ini adalah kehidupan yang sangat buas. Setiap saat marabahaya bisa saja mengancam. Memberikan arah dan memaknai arti hidup dari sudut pandang bebeda. Yang Tak lupa siulan dan kepakan sayapnya memberikanku rasa damai. Gurauan dan candaanya perlahan mengambil tempat dihatiku. Pernah akuberpikir, dia adalah tujuan hidupku setelah sekian tahun saya terbang mencari jati diri.

Setiap saya punya masalah, elang emasku memberikan solusi dan pertolongan kepadaku. Sunggu indah rasanya bila berada disampingnya. Tak terasa bertahun sudah kami lalui bersama. Mengitari langit biru, bermain diatas awan, dan melihat dunia dengan cara kami sendiri.

Suatu hari, aku biarkan dia terbang tinggi sendirian, dari jauh aku memperhatikan kepakan sayapnya. Aku menghayal sendiri, terbawa dalam anganku sendiri. Aku mulai menyadari, kalau kepakan sayap yang berlebihan itu, juga membuatku kuatir jikalau suatu saat sayapnya akan membawanya pergi. Pergi dari duniaku, pergi dari sampingku. Pergi dari hatiku. Sungguh ku tak rela.

“Apa yang kau pikirkan hai elang emasku? aku melihat ada sesuatu didalam pikiranmu….”

Aku tak menjawabnya, hanya mencoba memandangnya dengan tulus, melihatnya dengan hati dan cinta, mamastikan dia masih ada untuk saat ini. Aku selalu ingin bersamanya, menikmati kebersamaan ini dan dan mencoba menyandarkan kepalaku di atas sayapnya yang kokoh. Aku belum siap untuk kehilanganya, sayap-sayap patah ini masih memerlukanya. Membawaku ke danau yang berair bening, membawaku ke padang berbunga dan menuntunku ke lembah nirmala.

Kembali ku terbangkan sayapku setelah beberapa saat berhenti di atas bukit cemara. Sepasang burung bangau tampak bercengkrama ria di pinggiran kolam teapat di bawahku. Ada rasa cemburu bila melihat kemesraan mereka. Aku juga perbah mengalaminya. Aku tak kausa untuk mengingatnya, tapi bila ku memandang ke bawah, pengen  rasanya aku berteriak dan memberitahukan mereka kalauaku juga pernah marasakanya.

Sebentar saya terbang pendek mengitari danau kecil itu, seolah mengucapkan selamat kepada sepasang bangau penjaga danau. Aku terbang dengan deraian air mata. Tak kusangka, apa yang aku kuatrikan akhirnya terjadi juga. Elang emasku telah pergi, pergi entah kemana, meninggalkanku.  Ku tak kuas menghalangi kepergianya, tak sanggup untuk menahanya. Dia bukan elang emasku lagi. Aku hanya mampu memandangi punggungnya dihari kepergianya. Hanya deraian air mataku yang menyertainya. Apa sayapku sedang patah?.

Aku tak mengharapkan dia kembali, mungkin kalaupun dia kembali, telah bersama elang lain, elang sepertiku disampingknya. Aku membayangkan yang buklan-bukan. Melihat dari dipikiranku sendir, kalau elang emasku kini sedang bersama yang  lain.

Bagaimanapun, sayap ini tak boleh patah lagi, mungkin tak ada elang muda yang akan menolongku seperti dulu, mungkin rasa sakit ini akan sembuh sendiri, ditelan awan hitam dan dihempaskan badai gurun.  Awan hitam mulai menggumpal, rintik hujan mulai datang. Aku mencoba mencari tempat perlindungan. Sendri. Dingin menusuk hingga ke jantung hatiku. Kini tak ada suasana hangat seperti dulu. Aku mencoba mengerinkan bulu-buluku dari butiran air hujan yang sempat menerpaku.

Anganku melayang entah kemana. Berkali sudah elang - elang jantan yang melihat sendiri mencoba m, namun sebentar langsung terbang tak mengucapkan salam. Ada rasa lain di dalam hati ini setiapo mereka di samopingku, rasa yang selalu menginatkanku pada elang emasku yang telah pergi. Berkali kutepis anganku snediri, angan yang membawaku kedalam duniaku sendiri, dunia hayal, dunia yang hanya membuatku semakin terjatuh.  Apa ada yang aneh dalam tuhuhku?.

Sayapku masih kokoh, ku mau mengarungi langit biru dan padang yang menghampar luas ini sendiri, mungkin dengan elang emas yang lain, bukan dengan elang emasku yang telah pergi meninggalkan kenangan di hatiku. Yang telah pergi membawa cintaku….