22 Februari 2011

Cinta... Kau yang terindah

Ada cerita bahagia………….

Ada pula yang tidak sesuai dengan yang di harapkan

Di hari ini nggak ada kata kata indah yang bisa ku rangkai

Ataupun hal istimewa yang mampu kuurai

Mungkin ini tak berarti apa-apa bagimu,.. tapi yang pasti…….

Doaku akan selalu mengiringi setiap langkahmu

Saat aku menyadari…..

Kita sudah berpisah 10 tahun lebih

Tidak jumpa hamper 1 tahun…

Bahkan tlah kau labuhkan hatimu pada yang lain

Tapi entah kenapa aku nggak pernah bisa menggantikanmu dengan yang lain

Beberapa waktu yang lalu memang pernah kumencoba merelakan hatiku pada yang lain

Tapi akhirnya,… sadar.. dalam waktu singkat…

Semua karena aku tak bisa membohongi

Bahwa hatiku masih untukmu, Bukan Sok puitis…..

Tapi percaya nggak percaya, itulah kenyataannya

Terima kasih atas warna yang pernah engkau lukis dalam hidupku

Dan ijinkan aku menyimpannya walau mungkin…..

Sebenarnya aku tak berhak memilikinya lagi….

Semua itu karena …’KAU YANG TERINDAH”

Semoga kamu tetap jadi yang terbaik

18 Februari 2011

Maafkan aku,... Ibu

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya.

Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun.

Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan.

Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”

” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu

“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi.

Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.

“Adaapa nona?” Tanya si pemilik kedai.

“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,…

ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”

“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata

“Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi utukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb.

“Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia mnguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.

Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya.

Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas.

Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”

Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita.

Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.

(dari berbagai sumber)

16 Februari 2011

Maafkan aku kekasihku!

Dengarlah nyanyian burung burung
Karena itu nyanyian hatiku

Rasakan segarnya lambaian angin
Karena itu yang kuinginkan

Lihatlah ombak yang menderu di atas pantai
Karena itulah perasaanku saat ini

Perhatikanlah seorang pembunuh
Yang sedang disidang oleh hakim
Dan memasrahkan nyawanya pada hukum,
Itulah yang akan kulakukan
Jika waktu sedang menjadi malaikat untuk kita

Semoga malaikat cepat menghampiriku
Agar aku dapat meninggalkan gundahku
Di laut lepas
Dan melangkah bersamamu
Kembali ..

(Special untuk kekasihku.. Yuni fatmawati)

12 Februari 2011

Maafkan aku wahai Adik-adikku


disaat aku terlelap
aku terlupa akan nasib adik ku terhempas sang malam,
disaat aku dapat melepas dahaga dan lapar,
aku lupa akan kalian yg menitiskan air mata menahan sakit pada perut kalian.
disaat aku tertawa terbahak,
aku lupa ,apakah kalian iklash memandangku....!!!

ohh....ya ALLAH
Tuhan ku, zat yg maha pengasih,
ampunilah aku,
karena tak bisa merengkuh mereka (adik2ku) yg fakir.


aku berdoa,
mudah2an kalian bisa menjadi manusia yg berguna.

09 Februari 2011

Introspeksi

Bisakah luka yang teramat dalam ini nanti akan sembuh?

Bisakah kekecewaan bahkan keputusasaan yang mengiris-iris hati berpuluh-puluh juta saudara kita ini pada akhirnya nanti akan kikis?

Adakah kemungkinan kita akan bisa merangkak naik ke bumi dari jurang yang teramat curam dan dalam?

Akankah api akan berkobar-kobar lagi?

Apakah asap akan membumbung lagi dan memenuhi angkasa?

Akankah kita semua akan bertabrakan lagi satu sama lain?

Adakah kemungkinan kita tahu apa yang sebenarnya sedang kita jalani?

Bersediakah kita sebenarnya untuk tahu persis apa yang sesungguhnya yang kita cari?

Cakrawala yang manakah yang menjadi tujuan sebenarnya dari langkah-langkah kita?

Pernahkah kita bertanya bagaimana cara melangkah yang benar?

Pernahkah kita mencoba menyesali?

Hal-hal yang barang kali perlu disesali dari perilaku-perilaku kita yang kemarin?

Bisakah kita menumbuhkan kerendah hatian di balik kebanggaan-kebanggaan?

Masih tersediakah ruang di dalam dada kita dan akal kepala kita untuk sesekali berkata pada diri kita sendiri bahwa yang bersalah bukan hanya mereka?

Bahwa yang melakukan dosa bukan hanya ia tetapi juga kita.

Masih tersediakah peluang di dalam kerendahan hati kita untuk mencari apapun saja yang kira-kira kita perlukan meskipun barang kali menyakitkan diri kita sendiri?

Mencari hal-hal yang kita benar-benar butuhkan agar supaya sakit kita ini benar-benar sembuh total.

Sekurang-kurangnya dengan perasaan santai kepada diri sendiri untuk menyadari dengan sportif bahwa yang mesti disembuhkan itu nomer satu bukan yang diluar diri kita tetapi di dalam diri kita.

Yang kita perlu utama lakukan adalah penyembuhan diri, yang kita yakini bahwa harus betul – betul disembuhkan itu justru adalah segala sesuatu yang berlaku dalam hati dan akal fikiran kita.

(By Emha Ainun Nadjib).